'Red Book': Musikal yang Merayakan Keaslian Diri dan Cinta Lintas Zaman

Article Image

'Red Book': Musikal yang Merayakan Keaslian Diri dan Cinta Lintas Zaman

Haneul Kwon · 30 Oktober 2025 pukul 21.35

Musikal yang mendapat pujian kritis, 'Red Book', sedang memukau penonton dengan produksinya yang luar biasa.

Dianggap sebagai tontonan wajib bagi penggemar teater musikal, 'Red Book' kembali hadir setelah dua tahun dengan jajaran pemain bintang yang memukau dan skala yang lebih besar, termasuk penambahan karakter ensemble yang memperkaya pengalaman.

Cerita berlatar di London era Victoria, masa yang sangat konservatif dan patriarkal. Kisahnya mengikuti 'Anna', seorang wanita eksentrik yang memulai perjalanan untuk menemukan jati dirinya. Perjalanannya diceritakan dengan cara yang jenaka namun menyentuh.

Anna memilih menjadi 'dirinya sendiri' alih-alih mengikuti peran tradisional sebagai seorang wanita terhormat, sementara 'Brown', seorang pria Inggris berprinsip, belajar nilai pemahaman dan rasa hormat melalui interaksinya dengan Anna.

Meskipun plotnya mungkin terkesan berpusat pada narasi perempuan, 'Red Book' menyampaikan pesan universal yang bergema dengan impian semua orang, tanpa memandang waktu atau tempat. Musikal ini mendorong mereka yang merasa lelah atau ragu untuk membuat pilihan paling otentik: menjadi diri sendiri.

Panggungnya membangkitkan estetika dongeng, mirip dengan Walt Disney, dengan setiap ruang yang merepresentasikan 'buku', simbol imajinasi Anna yang menjadi hidup. Desain panggung menggambarkan awal, krisis, dan kelangsungan penulisannya.

Dunia imajiner dan perubahan psikologis Anna divisualisasikan melalui layar LED dan pencahayaan dinamis yang menciptakan suasana seperti mimpi dan fantastis. Dari jendela kaca patri yang penuh warna hingga langit berbintang dan proyeksi kristal salju di lantai, setiap detail menonjolkan harmoni emosional dan keberanian karakter.

Nomor-nomor musiknya, yang membangkitkan kegembiraan maupun kesedihan, melengkapi narasi dengan cemerlang. Ritme musikal klasik, di mana drama dan musik mengalir secara organik, membuat penonton tetap terpikat tanpa momen membosankan.

Saat Anna membawakan lagu utamanya, 'Like a Person', penonton ikut bernyanyi, meniru Brown dengan menggambar telinga kelinci dan meneriakkan 'Seperti, seperti!'

'Red Book' menantang konvensi era Victoria, di mana partisipasi sosial perempuan sangat dibatasi. Anna menghakimi dunia melalui pena tulisannya, menciptakan novel 'erotis', sesuatu yang tak terbayangkan di masanya. Ia digambarkan sebagai wanita yang sangat jujur yang menentang struktur kelas yang kaku dan pembagian gender.

Namun, karya ini tidak hanya terbatas pada pengalaman perempuan. Melalui karakter 'Lorelei Hill', 'Chloe' yang terpinggirkan secara sosial, dan 'Violet' yang menyembunyikan cintanya, musikal ini menggambarkan proses pertumbuhan dan mengatasi kesulitan.

Karya ini adalah lagu pujian yang kuat untuk impian dan harapan kita, mendorong kita untuk terus maju bahkan dalam keadaan sulit. Ia mengingatkan kita bahwa kekuatan untuk bangkit setelah jatuh berasal dari koneksi dengan orang lain, dari mengetahui bahwa kita tidak sendirian.

Musikal ini menginspirasi kita untuk menjadi 'versi pertama diri kita', daripada 'orang kedua' yang dibentuk oleh opini orang lain. 'Pikiran-pikiran cabul' Anna dapat diartikan sebagai 'pemikiran menggoda' di era kita saat ini.

Pada akhirnya, persamaan hidup diselesaikan dengan 'cinta'. Meskipun cinta bisa berubah-ubah seperti cuaca, ketulusan selalu menang.

'Burung hantu' yang dipanggil Anna saat sedih, yang dikaitkan dengan 'pikiran-pikiran cabulnya', adalah fantasi yang unik dan nakal, namun mempesona. Itu melambangkan ideal cintanya, sebuah hubungan intim dan personal.

Lebih dalam lagi, karya ini menunjukkan bahwa cinta sejati bukanlah tentang mencoba mengubah orang lain, tetapi tentang beradaptasi dan memahami. Dalam cinta, tidak ada 'kewajiban' atau 'perbedaan' yang mutlak.

Jika Anna adalah 'pembicara' yang mendambakan kehidupan otentik, maka Brown adalah 'pendengar' yang hanya tahu cara bersikap sebagai pria terhormat. Meskipun awalnya mereka tidak saling memahami, mereka secara bertahap berubah melalui cinta yang tulus, akhirnya bersatu.

Musikal ini menekankan pentingnya mendengarkan suara orang yang kita cintai, alih-alih memaksakan tuntutan kita sendiri, agar tidak kehilangan mereka. Poin ini adalah kesamaan bahkan dalam konflik antara mereka yang menyerang Anna di pengadilan dan mereka yang membelanya.

Bagi Anda yang sedang jatuh cinta, bersiap untuk jatuh cinta, atau ingin jatuh cinta, para aktris Ok Joo-hyun, Ivy, dan Min Kyung-ah (sebagai Anna), serta aktor Song Won-geun, Ji Hyun-woo, dan Kim Sung-sik (sebagai Brown) mempersembahkan 'kunci kebahagiaan'.

'Red Book', yang mengubah tanda tanya 'Siapakah aku?' menjadi jawaban 'Aku adalah orang yang berbicara tentang diriku', akan terus dipentaskan di Universal Art Center di Gwangjin-gu, Seoul, hingga 7 Desember.

Netizen Korea memberikan respons yang sangat positif terhadap musikal 'Red Book', memuji pemilihan pemain dan produksi yang dianggap mendebarkan dan inspiratif. Banyak penonton merasa sangat terhubung dengan karakter Anna dan menemukan keberanian dalam pesan "jadilah dirimu sendiri" untuk menghadapi tantangan mereka sendiri.

#Red Book #Anna #Brown #Ok Joo-hyun #Ivy #Min Kyung-ah #Song Won-geun