Grup Rookie AHOF Rilis Album Baru 'The Passage', Ungkap Perjuangan & Pertumbuhan Menuju Dewasa

Grup rookie asal Korea Selatan, AHOF (아홉), telah merilis mini-album kedua mereka yang bertajuk 'The Passage'. Album ini menjadi sorotan karena secara jujur ​​menggambarkan kegelisahan dan pertumbuhan para anggota saat mereka melewati fase transisi dari remaja menjadi dewasa.

Dalam showcase yang digelar pada 4 Maret di YES24 LIVE HALL, Gwangjin-gu, Seoul, anggota Woong-gi menjelaskan, "Kata kunci untuk album ini adalah 'masa muda yang kasar'. Masa muda mungkin terlihat indah, tetapi selalu diiringi dengan kecemasan. 'Masa muda yang kasar' merangkum rasa sakit pertumbuhan dan kisah unik AHOF dalam melewati masa sulit dan membingungkan ini untuk bertransisi dari anak laki-laki menjadi pria dewasa."

Melalui album debut mereka 'WHO WE ARE', AHOF telah menggambarkan masa muda yang mekar dalam ketidaksempurnaan, menunjukkan perjalanan mereka dalam menemukan identitas grup. Dalam rilis terbaru ini, mereka berjanji untuk menampilkan emosi yang lebih dalam dan spektrum musik yang lebih luas.

Jeong-woo menambahkan, "Pengakuan, emosi, dan janji kami tertuang seperti dalam sebuah buku harian. Itulah mengapa ini adalah album yang begitu istimewa." Ia mengungkapkan tekanan yang dirasakan, "Selama persiapan, saya merasakan kecemasan karena harus menunjukkan pertumbuhan kami. Saya khawatir apa yang akan terjadi jika kami tidak sempurna, tetapi kami berhasil mengatasinya bersama sebagai anggota." Ia melanjutkan, "Kerja sama tim kami telah matang. Sekarang, kami saling memahami dengan sempurna tanpa perlu mengucapkan sepatah kata pun."

Terutama lagu utama, 'Pinocchio Doesn't Like Lies', secara khusus mengekspresikan suara tulus para pemuda yang dilemparkan ke dunia dewasa. Lagu ini menyoroti dilema masa muda antara kemurnian ingin mengatakan kebenaran di masyarakat yang kompleks dan kebutuhan sesekali untuk berbohong, semua diperkuat oleh vokal sensitif dan penampilan kuat khas AHOF. Lagu ini menggunakan metafora Pinokio yang menjadi manusia untuk menceritakan pertumbuhan kaum muda menuju kedewasaan.

Park Han menjelaskan, "Lagu ini terinspirasi dari dongeng 'Pinokio'. Lagu ini berisi pesan AHOF untuk melindungi ketulusan mereka sendiri di tengah berbagai keraguan, yang dijiwai dengan kepekaan unik mereka."

AHOF telah dipuji sebagai "keajaiban agensi kecil dan menengah". Album debut mereka 'WHO WE ARE' mencatat lebih dari 360.000 kopi pra-penjualan, angka tertinggi untuk grup pria rookie yang debut pada tahun 2025 dan salah satu yang tertinggi dalam sejarah album debut grup pria.

Performa mereka di tangga musik juga patut diperhatikan. Lagu utama debut mereka menduduki puncak tangga musik dan berhasil masuk ke tangga lagu 'TOP 50' Korea Spotify, mendapatkan respons yang meledak. Mereka meraih dua kemenangan di program musik hanya dalam 8 hari debut, menguasai popularitas dan perhatian publik. Sekitar satu bulan setelah debut, mereka menggelar fan concert solo pertama mereka di Filipina, sepenuhnya membenarkan julukan "grup rookie monster".

Park Han mengenang dengan penuh kasih fan concert di Manila, "Itu adalah kenangan yang sangat berkesan. Saya merasa seperti berada di tengah alam semesta. Saya tidak pernah membayangkan akan tampil di depan begitu banyak orang. Ini akan menjadi kenangan yang akan saya ingat seumur hidup."

Steven mengungkapkan rasa syukurnya, "Kami telah melakukan perjalanan ke banyak negara, dan selalu ada penggemar di mana pun kami berada." JL menambahkan, "Saya ingin berdiri di panggung besar dan keinginan saya terkabul. Sungguh luar biasa bisa melakukannya bersama para anggota. Saya berharap dapat terus tampil di panggung yang bagus di masa depan".

Netizen Korea memberikan reaksi positif terhadap pernyataan AHOF mengenai album baru dan perkembangan mereka. Komentar seperti "Perkembangan mereka benar-benar terlihat, dan lagu ini semakin membuatku terhubung!" dan "Lirik 'Pinocchio Doesn't Like Lies' sangat menyentuh, liriknya mewakili kita" bermunculan. Banyak juga yang mengagumi AHOF yang terus meraih kesuksesan sebagai "keajaiban agensi kecil dan menengah".