Dari Nol Menjadi "Pengusaha Sekolah": Kisah Inspiratif Presiden Lee Kwang-shim

Article Image

Dari Nol Menjadi "Pengusaha Sekolah": Kisah Inspiratif Presiden Lee Kwang-shim

Jisoo Park · 13 November 2025 pukul 1.28

Dari memulai dari nol hingga menjadi "jutawan gedung" dan kemudian "jutawan sekolah", Presiden Lee Kwang-shim telah memikat semua orang dengan dedikasi tulusnya untuk mendidik talenta masa depan dan upaya luar biasanya untuk hidup berdampingan dengan masyarakat setempat.

Dalam episode 12 Mei dari program EBS "Tetangga Jutawan Seo Jang-hoon" (selanjutnya disebut "Tetangga Jutawan"), diperkenalkan Presiden Lee Kwang-shim, yang sedang mendidik talenta perhotelan masa depan di sekolah perhotelan terbesar di Korea. Ia mengungkapkan filosofi pendidikannya yang hangat kepada para siswa dan rahasia kesuksesannya.

Lee Kwang-shim, yang lahir di daerah terpencil dan bermimpi menjadi "peternak kambing" saat masih kecil tanpa sepeser pun, menggunakan gedung hotel yang dibeli seharga sekitar 65 miliar won sebagai fasilitas pendidikan bagi para siswanya.

Di masa mudanya, Lee Kwang-shim, yang mengambil jurusan pariwisata, mendapatkan pekerjaan pertamanya di sekolah kuliner di Yeongdeungpo, Seoul. Pada usia muda 23 tahun, ia menikah dengan teman masa kecilnya. Mereka menjual rumah pengantin baru mereka, pindah ke kamar di ruang bawah tanah, dan berdasarkan keuntungan tersebut, mereka membuka sekolah kuliner mereka sendiri.

Istrinya mengenang masa-masa sulit itu: "Saya cemas. Kami tidak punya uang di bank... Air mata mengalir saat mengingatnya. Tetapi karena itu adalah sesuatu yang harus dilakukan suami saya, saya mengikutinya".

Untuk meningkatkan tingkat pendaftaran, ia menerapkan strategi pemasaran yang berbeda: ia melakukan "konsultasi ke rumah" untuk calon siswa yang menelepon setelah melihat brosur yang ditempel di tiang lampu. Pada awal hingga pertengahan 90-an, sekolah kulinernya mendapatkan reputasi sebagai "lembaga yang pasti berhasil", mencapai penjualan tahunan antara 1 hingga 2 miliar won. Seo Jang-hoon berseru: "Itu hampir setara dengan perusahaan menengah!".

Dengan tujuan "membeli gedung tempat sekolah kuliner berada", Lee Kwang-shim juga mengelola bisnis pengiriman makan siang sambil menjalankan sekolah. Ia mengurangi jam tidurnya untuk menyiapkan dan mengantar makan siang sejak dini hari, dan melanjutkan rutinitasnya yang melelahkan dengan mengajar di siang hari. Seo Jang-hoon bersimpati dengan upaya keras Lee Kwang-shim, mengatakan: "Banyak orang bertanya bagaimana saya menghasilkan uang. Jika Anda tidur saat orang lain tidur dan bermain saat orang lain bermain... bagaimana Anda bisa menghasilkan uang?".

Dengan demikian, pada usia 37 tahun, ia membeli gedung tempat sekolah itu berada seharga 6 miliar won dan mengubahnya dari sekolah kuliner menjadi "sekolah perhotelan" untuk mendidik talenta yang tidak dibatasi oleh pendidikan formal. Saat ini, hotel Lee Kwang-shim memiliki kapasitas lebih dari 400 kamar dan bertanggung jawab atas pelatihan praktis siswa di berbagai bidang, mulai dari staf hotel hingga pakar roti. Setengah dari gedung digunakan sebagai asrama siswa dan setengah lainnya beroperasi sebagai hotel sungguhan untuk tamu.

Terungkap pula "kisah sedih tapi lucu" tentang bagaimana, di awal akuisisi hotel, ia meyakinkan pemilik klub malam populer dengan atap buka-tutup di dekatnya, "Dome Night", selama tiga tahun agar bisa membelinya dan menggunakannya untuk pendidikan siswa.

Kediaman Lee Kwang-shim, yang memiliki halaman belakang lebih dari 3000 pyeong (sekitar 9900 meter persegi), juga terungkap dalam acara tersebut. Rumah itu menonjol dengan lampu gantung mewah dan dapur yang elegan. Di halaman belakang, ia membangun lapangan latihan golf dan pemandian air panas, yang ia buka untuk masyarakat desa.

Selain itu, ia saat ini mengoperasikan dua sekolah menengah pertama dan satu sekolah menengah atas di Yesan, Chungnam, yang terancam ditutup. Lee Kwang-shim menyatakan: "Jika sekolah di daerah itu hilang, bukankah kita menghilangkan kesempatan pendidikan? Saya percaya keberadaan sekolah terkait dengan keberadaan daerah itu." Ia tidak ragu mengambil tugas-tugas sulit demi sekolah.

Ia mengungkapkan bahwa ia tidak menerima gaji sebagai presiden dan setiap tahun menginvestasikan antara 40 hingga 50 juta won untuk sekolah. "Jika diukur dari akumulasi kekayaan, maka ya, saya kaya. Tetapi jika Anda bertanya apakah saya telah sukses, saya belum menganggapnya sukses. Hanya ketika siswa yang saya ajar sukses, barulah saya bisa mengatakan saya sukses", ujarnya, menanamkan nilai pengembalian sosial kepada anak-anaknya dan menunjukkan dedikasinya yang tulus untuk mendidik talenta masa depan. /kangsj@osen.co.kr

[Foto] Tangkapan layar program EBS "Tetangga Jutawan Seo Jang-hoon"

Netizen Korea sangat memuji kisah wirausaha Lee Kwang-shim yang dimulai dari nol dan pengabdiannya yang tanpa pamrih pada pendidikan. Banyak yang mengaku tersentuh, menganggapnya sebagai panutan sejati, dan memuji bahwa "ia tidak hanya memiliki kekayaan, tetapi juga nilai-nilai yang tulus".

#Yuk Kwang-sim #Seo Jang-hoon #EBS #Neighbor Millionaire #Dome Night