Dari 8.000 Won Menjadi 97 Miliar Won: Kisah Hidup Legendaris 'Raja Beras' Lee Neung-gu

Article Image

Dari 8.000 Won Menjadi 97 Miliar Won: Kisah Hidup Legendaris 'Raja Beras' Lee Neung-gu

Yerin Han · 20 November 2025 pukul 0.30

Program EBS 'Tetangga Jutawan Seo Jang-hoon' baru-baru ini menayangkan kisah hidup luar biasa dari ketua Lee Neung-gu, yang dikenal sebagai 'Raja Beras', yang sangat menyentuh para penonton.

Ketua Lee Neung-gu, kini berusia 80-an, lahir dari keluarga petani miskin pada tahun 1940-an. Dengan karier 50 tahun yang didedikasikan untuk 'produk beras', ia memulai dengan modal kecil hanya 8.000 won dan mengubahnya menjadi perusahaan dengan penjualan tahunan mencapai 97 miliar won. Ia telah menerima berbagai penghargaan, plakat terima kasih, dan bahkan dua medali kepresidenan, sebagai pengakuan atas pencapaiannya yang luar biasa.

Putri sulungnya, yang bekerja sebagai akuntan di Amerika Serikat dan sangat mendukung perusahaan ayahnya, dengan bangga berbagi: "Ayah saya sangat suka mengembangkan produk, seringkali ia bangun dan sudah ada produk baru." Ketua Lee telah mengembangkan paten inovatif yang merevolusi industri pengolahan makanan, seperti mesin gnocchi yang meningkatkan tekstur, mesin pengukus yang meningkatkan produksi tteokbokki (kue beras) dari 60 kg per jam menjadi 60 kg dalam 3 menit, dan 'metode perendaman alkohol' yang secara drastis memperpanjang umur simpan kue beras. Yang paling mengejutkan adalah ia membuka paten-paten ini, yang mengubah lanskap industri, ke pasar.

Kehidupan ketua Lee tidak selalu mulus. Pada usia 28 tahun, ia kehilangan putra pertamanya karena meningitis dan pindah ke Seoul hanya dengan 8.000 won, yang nyaris tidak cukup untuk biaya transportasi. Tanpa uang, ia bekerja sebagai kurir sebelum memulai bisnis kue berasnya. Ia teringat dengan penuh emosi: "Saya sangat gugup sampai berkeringat deras bahkan pada suhu minus 20 derajat, dan tangan saya retak dan berdarah saat saya putus asa mencari tempat untuk berjualan." Titik baliknya datang ketika ia berhasil membuka toko di supermarket di dalam kompleks perumahan mewah di Gangnam. Ketua Lee menjelaskan filosofi manajemennya: "Kue beras berharga 400 won untuk 400g, dan kue tepung 400 won untuk 3kg. Jika orang makan sesuatu yang baik dan enak, orang akan membelinya, baik dulu maupun sekarang."

Namun, kesuksesan kembali membawa krisis. Pada usia 57 tahun, saat menghadapi biaya medis istrinya yang mengalami kecelakaan mobil, ketua Lee menderita stroke. Ia mengenang dengan sulit: "Dokter berkata saya hanya bisa hidup paling lama tiga tahun. Mulut saya miring dan saya mengeluarkan air liur..."

Setelah mengatasi cobaan tersebut, ketua Lee kini mengoperasikan pabrik seluas 2.000 pyeong di Paju, Gyeonggi-do, dan 30.000 pyeong di Cheongyang, Chungcheongnam-do, memproduksi 400.000 porsi setiap hari. Meskipun sukses dalam bisnis, rumahnya sangat sederhana. Detail seperti kantong susu yang tergantung di depan pintu, uang 2 dolar sebagai simbol keberuntungan, dan banyak foto keluarga di dinding mencerminkan filosofi hidupnya. Ia menekankan: "Uang, berapa pun banyaknya, harus digunakan di tempat yang dibutuhkan. Jika Anda menjadi sombong karena apa yang Anda miliki... itu tidak sesuai dengan kepribadian kami." Ketika ditanya apakah ada tawaran akuisisi, ketua Lee dengan tegas menjawab: "Kami tidak punya utang. Dalam industri makanan, tidak boleh ada keserakahan," menunjukkan keyakinan dan kebanggaan yang tak tergoyahkan.

Netizen Korea memuji kisah legendaris ketua Lee, dengan komentar: "Ini adalah contoh nyata kesuksesan dari nol!" "Melihat kisah hidupnya membuat saya penuh semangat." "Hormat untuk jutawan beras ini!"

#Lee Neung-goo #EBS #Seo Jang-hoon #Neighbor Millionaire #rice products #patents #Korean noodles