
Musikal 'Evita' Kembali ke Korea: Perjalanan Epik Melalui Kehidupan Eva Perón
Kehidupan legendaris Eva Perón, seorang wanita yang bangkit dari lapisan masyarakat Argentina terbawah hingga menjadi Ibu Negara, kembali hidup dalam musikal 'Evita'. Produksi yang telah memikat penonton global ini telah kembali ke Korea untuk musim ketiganya, menawarkan pengalaman teater yang tak terlupakan.
'Evita' menceritakan perjalanan luar biasa Eva Perón, mulai dari awal yang sederhana sebagai anak haram dan calon aktris hingga perannya yang berpengaruh sebagai tokoh nasional. Pertunjukan ini menggali dualitas warisannya: di satu sisi, ia dipuja sebagai santa oleh rakyat, dan di sisi lain, ia menghadapi kritik atas metode dan ambisinya.
Produksi Korea Selatan ini menampilkan jajaran pemain bintang yang menghidupkan 33 nomor musikal dalam pertunjukan. Kim So-hyang, yang sebelumnya memerankan peran pendukung dalam produksi Korea pertama 19 tahun lalu, kini mengambil peran utama sebagai Eva Perón. Ia ditemani oleh Kim So-hyun dan Yuria dalam peran titular, sementara Michael Lee, Han Ji-sang, Min Woo-hyuk, dan Kim Sung-sik memerankan narator misterius 'Che'. Son Jun-ho, Yoon Hyung-yeol, dan Kim Ba-ul melengkapi jajaran pemain sebagai Juan Perón.
Para aktor mempersiapkan diri dengan cermat selama tiga bulan, menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Hasilnya adalah interpretasi yang kuat dari komposisi ikonik Andrew Lloyd Webber dan lirik Tim Rice. Tuntutan vokal dan kompleksitas genre musik dikelola dengan mahir, membuat penonton terus terpaku. Energi koreografi, yang mencakup dari tango hingga tari kontemporer, menambah dimensi visual yang mengesankan pada narasi.
'Evita' bukan sekadar kisah politik; ini adalah eksplorasi ambisi manusia, perjuangan untuk meraih mimpi, dan bayangan yang sering menyertai kesuksesan. Hubungan tegang antara Eva dan 'Che' berfungsi sebagai cermin kritis, mempertanyakan motivasi dan dampak tindakannya. Lagu terkenal 'Don't Cry for Me, Argentina' bergema dengan campuran tantangan dan kerentanan.
Penataan panggung melengkapi narasi dengan desain yang minimalis namun menggugah. Dekorasi panggung, dengan elemen-elemen seperti kursi logam dan sofa yang sederhana, menyiratkan kesepian di balik fasad glamor Eva. Namun, pencahayaan yang terang dan interaksi langsung dengan penonton melalui panggung depan memperkuat karismanya yang magnetis.
Musikal 'Evita' dipentaskan di Gwangnim Arts Center BBCH Hall hingga 11 Januari tahun depan, menawarkan kesempatan unik kepada penonton untuk merenungkan salah satu tokoh paling kompleks dan berpengaruh di abad ke-20.
Netizen Korea secara luas memuji penampilan vokal dan akting para pemain yang mengesankan, menyoroti kemampuan para aktor dalam membawakan lagu dan lirik yang kompleks.
Banyak komentar mengungkapkan kekaguman terhadap kedalaman karakter Eva Perón, memperdebatkan apakah ia adalah seorang penyelamat atau manipulator. Reaksi terhadap penggambaran 'Che' bervariasi, tetapi sebagian besar sepakat bahwa kehadirannya menambah dinamika penting pada pertunjukan.