
Denda Hanya Rp 2 Juta untuk Calo Tiket Konser G-Dragon Picu Kemarahan Fans
Fenomena percaloan tiket konser G-Dragon, mantan anggota BIGBANG, kembali menjadi sorotan tajam. Kali ini, kemarahan publik dipicu oleh berita bahwa sekelompok calo yang tertangkap basah mencoba menjual tiket konser G-Dragon hanya dikenakan denda sekitar ₩200.000 KRW (sekitar Rp 2,4 juta), angka yang sangat kecil jika dibandingkan dengan keuntungan besar yang mereka raup. Denda yang dianggap tidak sepadan ini justru dianggap semakin mendorong praktik ilegal tersebut.
Menurut laporan kepolisian, pada tanggal 14 Juni sore, Kepolisian Guro, Seoul, menangkap enam orang di dekat Gocheok Sky Dome, lokasi konser. Dari keenam orang tersebut, empat di antaranya adalah warga negara Tiongkok, dan sebagian besar berusia 20-an. Mereka diketahui telah mengatur transaksi melalui internet dan mencoba menjual tiket di sekitar area konser.
Dihitung-hitung, para calo ini diperkirakan meraup keuntungan hingga ₩100 juta KRW (sekitar Rp 1,2 miliar) dari penjualan sekitar 200 tiket. Denda sebesar ₩200.000 KRW jelas tidak sebanding dengan keuntungan tersebut. Sebagai contoh, tiket VIP konser G-Dragon yang semula berharga sekitar ₩220.000 KRW (sekitar Rp 2,6 juta) dijual kembali di platform online hingga ₩6,8 juta KRW (sekitar Rp 80 juta), atau naik 31 kali lipat dari harga aslinya. Tiket konser dari grup populer lainnya seperti NCT WISH dan SEVENTEEN juga dilaporkan mengalami lonjakan harga yang fantastis.
Data dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan menunjukkan lonjakan kasus dugaan percaloan tiket olahraga profesional hingga 41 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan semakin seriusnya masalah percaloan tiket yang menjadi bayang-bayang gelap di tengah popularitas K-pop. Para profesional di industri tersebut mendesak adanya tindakan tegas dari pihak berwenang, tidak hanya melalui penindakan dan pemberian hadiah, tetapi juga dengan memperbaiki sistem penjualan kembali resmi dan menaikkan denda bagi platform yang memfasilitasi transaksi ilegal.
Para netizen Korea meluapkan kekesalan mereka di media sosial, dengan komentar seperti: "Denda ini lelucon, seperti memanjakan calo!" dan "Denda ₩200.000 KRW tapi untung ₩100 juta KRW? Bukankah ini namanya mendorong kejahatan?" Ada juga yang mendesak: "Tolong naikkan dendanya, kalau tidak konser K-pop akan hancur oleh para calo."