Park Na-rae Muncul Usai Kontroversi: Pilih Jalur Hukum dan Tuai Kritik Netizen Korea

Article Image

Park Na-rae Muncul Usai Kontroversi: Pilih Jalur Hukum dan Tuai Kritik Netizen Korea

Sungmin Jung · 17 Desember 2025 pukul 5.15

Penyiar Park Na-rae akhirnya muncul ke publik untuk pertama kalinya, lima hari setelah tuduhan pelecehan kekuasaan dan prosedur medis ilegal dilontarkan oleh mantan manajernya. Setelah sebelumnya merilis permintaan maaf, Park Na-rae kini menyatakan niatnya untuk menempuh jalur hukum melalui pesan video. Ia menegaskan akan menyerahkan proses pembuktian fakta kepada lembaga peradilan dan menghindari konfrontasi emosional.

Sebelumnya, para mantan manajer mengajukan gugatan terhadap Park Na-rae atas tuduhan termasuk perundungan di tempat kerja, kekerasan verbal, penganiayaan, peresepan obat ilegal, dan tunggakan pembayaran biaya kegiatan. Tuduhan tersebut, beserta contoh kasusnya, dengan cepat menyebar dan menimbulkan gelombang kontroversi. Hal ini memberikan pukulan telak bagi citra Park Na-rae yang selama ini dikenal sebagai sosok yang murah hati, setia, dan penuh perhatian.

Park Na-rae sempat mengumumkan penghentian sementara aktivitasnya, menyatakan, "Saya akhirnya bisa bertemu dengan mantan manajer saya kemarin dan kami berhasil menyelesaikan sebagian kesalahpahaman dan ketidakpercayaan di antara kami. Namun, saya tetap merasa semua ini adalah kesalahan saya dan saya sangat menyesal."

Masalahnya bukan hanya pada isi tuduhan, tetapi juga pada sikap yang ditunjukkan Park Na-rae sejak kontroversi ini mencuat. Salah satu poin yang berulang kali disebutkan dalam tuduhan mantan manajer adalah masalah "minum alkohol" Park Na-rae. Mereka mengklaim bahwa Park Na-rae memerintahkan persiapan "Narae Bar" dan bahkan memaksanya melakukan pekerjaan rumah tangga pribadi yang seharusnya tidak termasuk dalam lingkup pekerjaan.

Kontroversi tidak berhenti di situ. Muncul tuduhan tambahan bahwa Park Na-rae dalam keadaan mabuk berat saat bertemu dengan mantan manajernya, yang semakin memperburuk kritikan. Pada titik ini, masalahnya melampaui fakta dan masuk ke ranah "sikap". Berada dalam keadaan mabuk di pertemuan yang seharusnya bertujuan untuk menyelesaikan konflik dan memulihkan kepercayaan, tentu menimbulkan keraguan besar terhadap ketulusan permintaan maafnya. Akhirnya, kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan dan masalah ini berlanjut ke ranah hukum.

Mungkin yang sebenarnya diinginkan oleh para mantan manajer bukanlah kompensasi besar atau permintaan maaf publik yang luas, melainkan sikap sungguh-sungguh untuk menundukkan kepala dan mengakui kesalahan secara langsung, sebelum menempuh jalur proses hukum yang terkesan dingin. Namun, Park Na-rae tampaknya menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia gagal menunjukkan sikap minimal yang diperlukan untuk memulihkan kepercayaan, bahkan dalam pertemuan setelah tuduhan tersebut terungkap.

Pesan video yang baru-baru ini dirilis juga meninggalkan kekecewaan yang sama. Park Na-rae menekankan "penilaian objektif" dan "proses", tetapi yang dibutuhkan saat ini adalah penyesalan dan permintaan maaf, bukan pernyataan yang meniadakan emosi. Tindakan hukum adalah langkah selanjutnya. Diskusi mengenai proses baru dapat dilakukan setelah permintaan maaf, klarifikasi, dan kesepakatan kompensasi tercapai sepenuhnya.

Dalam masyarakat Korea, ada standar penilaian emosional yang dikenal sebagai "dosa karena membuat kesal". Terlepas dari apakah ada pelanggaran hukum atau tidak, cara publik figur menghadapi kontroversi sering kali menentukan penilaian publik. Oleh karena itu, waktu, sikap, dan nada permintaan maaf sangatlah penting. Setiap pilihan Park Na-rae di saat-saat krusial ini tampaknya selalu berlawanan dengan harapan publik.

Pada akhirnya, terlepas dari hasil hukumnya, insiden ini menjadi kesempatan yang terlewatkan bagi Park Na-rae untuk memulihkan kepercayaan publik. Ia memilih untuk menyatakan perang habis-habisan sebelum benar-benar meminta maaf secara tulus kepada pihak-pihak terkait, dan mendahulukan proses hukum sebelum luka emosional sempat sembuh. Oleh karena itu, pilihan ini, alih-alih dianggap sebagai "penilaian rasional", justru terlihat seperti keputusan yang menunda tindakan yang paling membutuhkan sentuhan kemanusiaan.

Netizen Korea menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap pernyataan Park Na-rae, merasa bahwa setelah menimbulkan kontroversi, langkah pertamanya seharusnya adalah permintaan maaf yang tulus, bukan terburu-buru menempuh jalur hukum. Banyak yang berkomentar, "Sampai pada titik ini, bukankah permintaan maaf tulus yang seharusnya jadi langkah pertama?" atau "Bertemu dalam keadaan mabuk? Ini benar-benar sulit diterima."

#Park Na-rae #Narae Bar #former managers #workplace bullying #illegal medical procedure #aggravated assault #defamation