
Seniman Street Dance Poppin' Hyun Joon Terjerat Kontroversi: Dituduh Lakukan Pelecehan Verbal pada Murid dan Kekerasan Fisik pada Mantan Rekan Tim
Seniman street dance ternama, Poppin' Hyun Joon (nama asli: Nam Hyun-joon), kini tengah menghadapi badai kontroversi. Setelah mengundurkan diri dari posisinya sebagai dosen akibat tuduhan ucapan dan tindakan tidak pantas terhadap mahasiswanya, kini muncul tuduhan baru yang lebih serius mengenai kekerasan fisik terhadapnya dari mantan anggota tim dance-nya.
Program JTBC 'Investigative Report', yang tayang pada 15 Mei lalu, mengungkap kesaksian dari beberapa individu yang mengaku pernah mengalami kekerasan dari Poppin' Hyun Joon sekitar 20 tahun lalu. Seorang narasumber berinisial A, yang pernah satu tim dengan Poppin' Hyun Joon, menyatakan bahwa cerita para korban mahasiswa saat ini justru terasa "lebih baik dari sebelumnya", karena mereka dulu mengalami "pemukulan yang jauh lebih parah".
"Dia memukul dengan kepalan tangan, menendang, dan menampar saya," ungkap A. "Suatu kali, saya dipukul di wajah saat memakai kacamata, sampai kacamatanya bengkok. Pukulan lain di telinga menyebabkan gendang telinga saya rusak, dan saya kehilangan pendengaran di satu telinga untuk sementara waktu." Ia menambahkan insiden spesifik: "Setelah pertunjukan di daerah lain, saya dipukuli di tempat peristirahatan karena salah gerakan. Ketika seorang pejalan kaki mencoba melerai, mengatakan 'Jangan lakukan itu di depan umum', (Poppin' Hyun Joon) meninggalkan saya di SPBU dan pergi sendiri ke Seoul."
Narasumber lain, berinisial B, mengungkapkan bahwa kekerasan yang dilakukan Poppin' Hyun Joon membuatnya terpaksa mengubur mimpinya sebagai penari. "Saat itu, Poppin' Hyun Joon lengannya patah, dan dia memukul wajah saya dengan lengan yang digips itu," jelasnya. "Benturan itu melukai lutut saya, membuat saya tidak bisa lagi melakukan B-boying. Saya harus berhenti latihan karena lutut saya terisi cairan, dan akhirnya saya berhenti menari."
B kemudian mencoba menghubungi Poppin' Hyun Joon melalui pesan untuk meminta maaf, namun "diabaikan". Meskipun pelaku lain yang berada di sana saat itu meminta maaf, Poppin' Hyun Joon tidak pernah memberikan respons.
Narasumber ketiga, berinisial C, mengaku dipukuli pada musim panas 2002 dengan alasan seperti "minumannya terlalu panas", "lauknya tidak sesuai selera", atau "kurang sopan". Para narasumber tersebut menyatakan, "Di masa itu, kekerasan adalah hal biasa. Jika protes, kami hanya diberitahu 'tahan saja' atau 'itu bisa saja terjadi'", dan menambahkan bahwa "ada persepsi bahwa jika Poppin' Hyun Joon menargetkan Anda, Anda tidak akan bisa beraktivitas di dunia dance."
Menanggapi hal ini, Poppin' Hyun Joon dalam panggilan telepon dengan 'Investigative Report' membantah keras semua tuduhan kekerasan, menyatakan, "Hal seperti itu tidak pernah terjadi." Ia beralasan, "Meskipun saya suka bicara kasar, karena postur tubuh saya kecil, saya tidak terlalu sering menggunakan kekerasan." Ia juga membantah, "Bagaimana mungkin saya memukul dengan lengan yang digips? Saya punya patah tulang siku yang sampai sekarang tidak bisa diluruskan sepenuhnya." Mengenai tuduhan C, ia mengingat, "Saya ingat hari itu saya langsung pulang setelah turun dari bus karena di dalam bus dingin. Ini pencemaran nama baik yang tidak masuk akal."
Sebelumnya, Poppin' Hyun Joon terlibat kontroversi saat menjadi dosen tamu di Departemen Tari Praktis Universitas Seni Baekseok, menyusul terungkapnya perkataan tidak pantas yang menimbulkan "rasa malu seksual" pada mahasiswanya. Para mahasiswa menuduh ia berulang kali menggunakan kata-kata kasar dan merendahkan selama kelas.
Seiring membesarnya kontroversi, pada 13 Mei lalu, ia mengeluarkan pernyataan di media sosial: "Sebagai pendidik, saya sangat menyesal telah menimbulkan ketidaknyamanan pada mahasiswa dengan ucapan dan tindakan saya yang tidak pantas. Saya akan bertanggung jawab dan mengundurkan diri dari jabatan dosen." Namun, bahkan setelah pengunduran dirinya, tuduhan kekerasan di masa lalu terus bermunculan, menghidupkan kembali skandal tersebut.
Reaksi netizen Korea Selatan terhadap kasus ini sangat geram. Komentar-komentar umum yang muncul antara lain: "Sama sekali tidak bisa diterima dia menggunakan kekerasan pada murid dan rekan tim", "Semakin banyak kesaksian korban muncul, sepertinya ini bukan sekadar isu", dan "Semoga dia bisa memberikan tanggapan yang jelas, bukan sekadar menyangkal".