aespa Perkuat Identitas Musikal Khas Melalui Mini Album 'Rich Man'

Article Image

aespa Perkuat Identitas Musikal Khas Melalui Mini Album 'Rich Man'

Yerin Han · 7 September 2025 pukul 3.34

Perilisan mini album keenam aespa, 'Rich Man', akhirnya menjawab misteri di balik judulnya, sekaligus memantapkan era sejati aespa. Karya terbaru ini tidak hanya menunjukkan kematangan musikal yang solid, tetapi juga mengukir 'gaya aespa' secara permanen di kancah K-pop global.

Lagu utama yang juga berjudul 'Rich Man' seketika membangkitkan nuansa khas aespa. Dengan suara band yang kuat dan canggih, didorong oleh gitar elektrik, lagu ini dibangun di atas fondasi hits sebelumnya seperti 'Supernova' dan 'Armageddon', sambil mempertahankan tempo modern yang memikat pendengar.

Inti lirik 'Rich Man' terinspirasi dari wawancara terkenal ikon pop Cher di era 90-an. Ketika ibunya menasihatinya untuk menikahi 'pria kaya', Cher menjawab dengan pernyataan legendaris: "Ibu, akulah pria kaya itu!". Pernyataan kemandirian dan penghargaan diri ini, yang telah melintasi generasi, diimajinasikan ulang oleh aespa dalam konteks K-pop kontemporer.

Alih-alih sekadar pernyataan diri, aespa menggunakan pesan abadi Cher untuk mengekspresikan kekuatan dan kepercayaan diri dengan cara yang kuat dan orisinal. Karina, dalam wawancara dengan majalah Inggris NME, menjelaskan bahwa lagu ini bukan tentang kekayaan materi, melainkan tentang "percaya pada diri sendiri dan memiliki keyakinan". Judulnya, yang awalnya menarik, menjadi sangat jelas ketika dihubungkan dengan pernyataan ikonik Cher.

Album ini memperluas spektrum musikal aespa dengan lagu-lagu seperti 'Drift', sebuah lagu hip-hop dance yang menarik dengan siulan khas yang menyampaikan insting balap tak terkendali. 'Bubble' menggunakan bass drum yang berat untuk menyampaikan pesan untuk menembus kepalsuan. 'Count On Me' menawarkan nuansa R&B dengan lirik tentang tidak takut terluka jika memiliki orang terkasih, sementara 'To The Girls' membawa pesan inspiratif tentang kepercayaan diri dan kemajuan.

Secara khusus, 'Angel #48' mewakili semangat eksperimental aespa. Dengan membandingkan pertemuan takdir dengan "Malaikat #48", lagu ini menampilkan melodi yang halus, berbeda dari suara mereka yang biasa, menunjukkan eksplorasi artistik di masa depan. Winter menyatakan kepada NME bahwa identitas unik aespa memungkinkan mereka untuk mengubah genre apa pun menjadi milik mereka sendiri, menekankan kepercayaan yang mendorong proposal musik mereka yang khas.

aespa adalah grup gadis beranggotakan empat orang di bawah SM Entertainment, terdiri dari Karina, Winter, Giselle, dan Ningning. Mereka debut pada November 2020 dengan single 'Black Mamba' dan dengan cepat menarik perhatian dengan konsep unik mereka yang berbasis pada metaverse. Sejak debut, aespa telah merilis banyak hits seperti 'Next Level', 'Savage', dan 'Girls', membangun basis penggemar global yang kuat.