Lee Soo-man Paparkan Visi Masa Depan K-pop, Ramalkan Era AI dan 'Prosumer'

Article Image

Lee Soo-man Paparkan Visi Masa Depan K-pop, Ramalkan Era AI dan 'Prosumer'

Minji Kim · 19 September 2025 pukul 7.48

Pemimpin visioner dan produser kunci di A2O Entertainment, Lee Soo-man, telah menunjukkan pengaruhnya sebagai 'perintis budaya' dengan menawarkan wawasan tentang masa kini dan masa depan K-pop.

Lee menyampaikan pidato utama yang berjudul ‘Kelahiran Sistem Operasi Budaya: Merancang Peradaban K-pop Berikutnya’ pada ‘Konferensi Media Global’ yang diadakan pada tanggal 18 di Lotte Hotel, Jung-gu, Seoul. Ia menekankan ‘Culture First, Economy Next’ (Budaya Dahulu, Ekonomi Berikutnya), merefleksikan perjalanan 30 tahunnya.

Mengingat kembali kariernya, di mana ia membina artis-artis seperti H.O.T., BoA, TVXQ!, Girls' Generation, EXO, dan aespa, Lee merinci pendekatan sistematis 'Teknologi Budaya (CT)' yang mendorong K-pop secara global. Ia menjelaskan bahwa CT terus berkembang, beradaptasi dengan generasi baru melalui seleksi, pelatihan, produksi, dan pemasaran.

Lee memperkenalkan ‘Zalpha Pop’ sebagai konsep kunci untuk masa depan industri hiburan, mendefinisikannya sebagai musik yang berpusat pada generasi Z dan Alpha. Ia memprediksi masa depan di mana AI dan selebriti akan bertemu, membentuk fase berikutnya K-pop. Melalui A2O Entertainment, ia berencana untuk membina perjalanan global A2O Rookies, yang terdiri dari generasi muda ini, bekerja sama dengan penggemar di seluruh dunia.

Inovasi teknologi A2O Entertainment juga disorot. Selain mengoperasikan platform keterlibatan penggemar seperti A2O ZONE dan A2O CHANNEL, ‘Infinite Studio’ mereka, yang dikembangkan bersama 4DV Intelligence, telah meraih posisi pertama dalam kompetisi grafis komputer. Selain itu, ‘Blooming Talk’, chatbot yang menggabungkan interaksi manusia dan AI untuk obrolan selebriti 24 jam, telah diluncurkan. Ia secara humoris menyinggung potensi teknologi AI, menyebutkan penggunaan AI oleh sutradara Bong Joon-ho.

Lee memprediksi munculnya era 'prosumer', di mana konsumen menjadi pencipta dan pemilik, serta mengumumkan rencana untuk ‘A2O School’ untuk menumbuhkan talenta muda menjadi produser di masa depan. Ia mendefinisikan ulang peran produser sebagai perancang peradaban baru, mengintegrasikan teknologi dan budaya untuk berkomunikasi secara global. Ia menyatakan keinginannya agar Korea menjadi pusat global yang membina dan berkolaborasi dengan produser di seluruh dunia.

Sementara itu, A2O MAY telah mencapai tonggak sejarah penting dengan bertahan di tangga lagu radio mainstream AS Mediabase TOP 40 selama lima minggu berturut-turut, sebuah pencapaian bagi grup yang seluruhnya terdiri dari anggota Tiongkok. Grup ini sedang bersiap untuk merilis EP debut mereka ‘PAPARAZZI ARRIVE’ pada bulan Oktober, menyusul kesuksesan single mereka ‘B.B.B (Bigger Badder Better) [feat. A2O LTG]’, yang memuncaki tangga lagu harian QQ Music di Tiongkok.

Lee Soo-man dikenal sebagai pendiri SM Entertainment dan tokoh sentral dalam globalisasi K-pop. Ia menetapkan dan menyempurnakan konsep 'Teknologi Budaya (CT)', yang menjadi landasan sistem K-pop. Saat ini, ia sedang mengejar usaha baru melalui A2O Entertainment.