
YouTuber Tzuyang Akan Bersaksi di Sidang Paripurna Nasional Dewan Perwakilan Rakyat
YouTuber terkenal Tzuyang (nama asli Park Jeong-won) akan hadir sebagai saksi di sidang paripurna nasional. Kehadirannya bertujuan untuk menyuarakan pengalamannya sebagai korban dari 'cyber licker' atau perundungan online.
Menurut Komite Sains, Teknologi, Informasi, dan Penyiaran (KSTIP) Dewan Perwakilan Rakyat, permintaan Tzuyang dan pengacaranya, Kim Tae-yeon, untuk hadir sebagai saksi akan dibahas dalam rapat pleno pada 24 mendatang. Jika permintaan tersebut disetujui, Tzuyang akan berpartisipasi dalam audit nasional KSTIP yang dijadwalkan pada 14 bulan depan.
Tim Tzuyang menyatakan bahwa meskipun ada beban pribadi, keputusan ini diambil sebagai upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang dan untuk memberikan bantuan sosial.
Tzuyang adalah korban pemerasan senilai 55 juta won oleh YouTuber Gu-je-yeok (nama asli Lee Jun-hee) dan Jujakgambyeolsa (nama asli Jeon Guk-jin) pada tahun lalu. Mereka mengancam akan mempublikasikan tuduhan mengenai kehidupan pribadi dan penghindaran pajak jika Tzuyang tidak membayar sejumlah uang.
Akibat kasus ini, Gu-je-yeok dijatuhi hukuman 3 tahun penjara di tingkat banding, sementara Jujakgambyeolsa menerima hukuman 1 tahun penjara dengan masa percobaan 3 tahun. Para kaki tangan lainnya, yaitu Karakyulla, dijatuhi hukuman 1 tahun penjara dengan masa percobaan 3 tahun dan 240 jam kerja sosial, dan Crocodile dikenakan denda 5 juta won.
Anggota parlemen Kim Jang-gyeom dari Partai Kekuatan Rakyat mengajukan Tzuyang sebagai saksi untuk menyoroti keseriusan masalah 'cyber licker' dan mengevaluasi langkah-langkah perlindungan korban yang diambil oleh platform seperti YouTube, serta apakah platform tersebut memfasilitasi tindakan tersebut demi keuntungan dan jumlah penayangan. Hal ini penting untuk merumuskan langkah-langkah penanggulangan yang komprehensif.
Tzuyang dikenal luas sebagai 'mukbang YouTuber' di Korea Selatan. Ia sering menampilkan video makan dalam porsi yang sangat besar. Keputusannya untuk berbicara di depan umum tentang pengalaman traumatisnya menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi cyberbullying.